Rencana sekelompok teroris yang hendak meracuni polisi menjadi modus baru dalam peta terorisme di Indonesia.
Sebelumnya, para teroris menjadikan warga asing seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia sebagai target mereka. Namun, kini mereka mulai bergeser menjadikan polisi sebagai musuh utama. Lalu, mengapa polisi begitu dibenci oleh kelompok teroris ini?
"Berbagai modus memang ada dan terakhir ingin meracuni polisi. Saya kira teroris ini sudah semakin nekat melakukan aksinya. Ini merupakan peringatan dan Polri harus waspada serta mengevaluasi diri," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat berbincang dengan okezone, Selasa (14/6/2011).
Neta mengatakan, sepak terjang Densus 88 Antiteror yang selama ini menumpas teroris dengan cara brutal menjadi penyebab utama kebencian kelompok tersebut.
"Saya kira polisi harus punya kepekaan, jangan sewenang-wenang meski menangkap menjahat dalam suatu penggerebekan misalnya. Sikap arogan dalam menembak apalagi sampai salah sasaran itulah yang membuat para teroris menjadi dendam kesumat terhadap polisi," jelasnya.
Ditambahkannya, dalam melakukan operasi penangkapan teroris, sejatinya Densus 88 Antiteror lebih profesional dan tidak arogan.
"Berkaca pada penangkapan pelaku Bom Bali I, mereka (Imam Samudra, Amrozy, Ali Ghufron dan Ali Imron-red) ditangkap tanpa ada pertumpahan darah. Penegakan hukum ini sekali lagi janganlah dilakukan sewenang-wenang," tukasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo membenarkan bahwa motif terduga teroris yang diciduk di Kemayoran dan Tambora, yakni untuk meracuni polisi.
Lima orang terduga teroris tersebut di antaranya berdomisili di Kemayoran, Jakarta Pusat, sementara seorang lainnya ditangkap di Tambora, Jakarta Barat.
Dalam penggerebekan di rumah Paimin alias Joni Gondrong (34), ditemukan sedikitnya dua hingga tiga jenis cairan mencurigakan yang dikemas dalam botol minuman mineral berukuran 600 mililiter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar